Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit dan menjadi penyebab kematian nomor 1 kematian didunia. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku.
Gejala-gejala yang dirasakan jika mengalami penyakit jantung koroner antara lain rasa sakit atau nyeri di dada di mana kebanyakan orang menyangka itu hanya sebagai gangguan pencernaan. Lalu gejala lain yaitu merasa tertekan di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit. Hal lainnya adalah keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan. Gejala ini tidak selalu dirasakan penderitanya. Tanda peringatan lain adalah napas tersengal-sengal pada saat berolahraga.
Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya penderita penyakit jantung sering merasa sangat lelah. Jangan menganggap gejala ini disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan.
Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada, yang disebut angina, memberikan peringatan kepada setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya, mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner.
Biasanya beberapa hari menjelang mengalami serangan jantung hebat, seseorang akan mengalami kontraksi otot secara tiba-tiba di dada yang merupakan serangan kecil atau serangan jantung ringan. Serangan jantung ringan umum terjadi sebelum serangan besar beberapa hari kemudian.
PENYAKIT jantung masih menjadi yang terdepan pembunuh nomor wahid di dunia. Datang tiba-tiba dan mematikan, sehingga membuat penyakit ini sulit dideteksi.
Bukan hanya orangtua di atas 40 tahun yang diserang, jantung juga mulai membidik usia-usia muda produktif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi tahun 2020, negara-negara berkembang seperti Indonesia, bakal mengalami peningkatan jumlah penderita jantung hingga 137 persen sementara negara maju hanya 48 persen.
Tentu ini angka yang mencengangkan, apalagi tertinggi justru di negara miskin dan berkembang. WHO juga mencatat jumlah kematian yang disebabkan oleh jantung sebanyak 17,2 juta per tahunnya.
“Yang mengkhawatirkan angka itu banyak dialami anak-anak muda yang hidup di perkotaan,” kata Ketua Yayasan Jantung Indonesia, Dr. Dewi Andang Joesoef, ditemui okezone di kantornya.
Sebaliknya, mereka yang hidup di desa berumur panjang. Penyakit yang di derita juga tidak aneh-aneh. Jarang ditemukan penyakit jantung atau stroke, paling-paling penyakit kurap, kudis atau panu. “Selain juga masyarakat desa tingkat stresnya rendah,” jelasnya.
Sementara, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tertinggi ada di Provinsi Aceh 12,6 persen, Sumatera Barat 11,3 persen, Gorontalo 11,0 persen, Sulawesi Tengah 9,4 persen dan Nusa Tenggara Timur 6,8 persen.
Data tersebut menyebutkan, Provinsi Jawa Barat paling rendah menderita penyakit jantung. Mengapa demikian, sederhana saja, masyarakat suku sunda itu, kegemarannya mengonsumsi lalapan sayuran dan buah-buahan.
Pesatnya perkembangan penyakit jantung di dunia ini, kata Dr. Dewi Andang disebabkan banyak faktor, mulai dari gaya hidup (life style), pola makan dan juga lingkungan tempat tinggal.
Pertama, kegiatan fisik, kesibukan artis Ade Namnung sempit waktunya untuk berolahraga. Aktivitas fisik dikategorikan “cukup” apabila kegiatan itu diimbangi olahraga cukup.
Kedua, perokok, orang yang perokok berat justru cenderung mudah sekali terkena penyakit jantung. Ada rumusnya, simple saja yakni, SEHAT (Seimbangkan gizi, Enyahkan rokok, Hadapi dan atasi
stress, Awasi tekanan darah, Teratur berolah raga).
Ketiga, tingkat stres, banyaknya pekerjaan yang membebani oleh seseorang bisa membuat stres, bisa jadi faktor utama. Untuk menghindarinya bentengi diri dengan keimanan yang kuat.
Keempat, pola makan, orang yang “sering” makan-minuman manis, asin, berlemak, jeroan, makanan dibakar, panggang, makanan yang diawetkan, minuman berkafein dan bumbu penyedap dianggap sebagai berperilaku konsumsi makanan berisiko.
Obat Mujarab
Sebenarnya hal paling sederhana untuk meminimalisir jumlah korban meninggal akibat jantung, menurut Dr. Dewi Andang adalah dengan berolahraga rutin.
Sekurangnya sepuluh menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara komulatif 150 menit, jalan sepanjang 3 kilometer setiap harinya.
Yayasan Jantung Indonesia bertekad ikut berperan aktif mengajak masyarakat dalam hal preventif, promotif, kuantitatif dan rehabilitatif.
Tentunya, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan, melakukan kegiatan olah raga jantung sehat melalui Klub Jantung Sehat, melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat luas baik dari berbagai media komunikasi, cetak dan elektronika, dan tak kalah penting adalah memberikan bantuan biaya operasi bagi pasien yang tidak mampu, seta mengadakan latihan rehabilitatif untuk ex-penderita.
Artis Tika Panggabean, mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Vokalis Projek Pop ini banyak belajar dari yang dialami Ade Namnung (meninggal akibat jantung). Belum lagi, sang ayah juga menderita diabetes dan sudah pernah bypass karena jantung.
“Aku memutuskan untuk mengubah pola hidup sehat, mulai dari mengubah pola makan, selama ini kan aku kalo makan asal aja, semua dimakan,” kata Tika kepada okezone.
Keluarga
Selain itu, kata Ahli penyakit jantung, Prof Dr. Budhi Setyanto SpJP dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) besarnya kasus
penyakit jantung juda disebabkan rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung dan pembuluh darah.
“Serangan jantung bisa dipicu oleh kegemukan, kadar kolesterol tinggi, diabetes tinggi dan berat badan tidak ideal.Hal ini terjadi akibat dari kurang diperhatikannya pola hidup sehat,” kata Budhi dikutip dari Koran SINDO.
Budi menyarankan siapapun untuk meninggalkan rokok, pola makan tidak sehat,terlalu banyak asupan lemak, kurang makan berserat tinggi yaitu sayuran dan buah-buahan serta rendahnya kegiatan fisik. Dan yang paling penting, kebiasaan sehat tersebut musti rutin dilakoni di dalam rumah oleh seluruh anggota kelurga.
Melalui keluarga, anggotanya bisa melarang untuk merokok di rumah, menyiapkan bahan makanan yang sehat di rumah seperti buah-buahan dan sayuran dan lebih aktif bergerak.
”Kebiasaan gaya hidup sehat harus dilakukan dari lingkup terkecil yakni rumah dengan memastikan asupan makanan yang sehat bagi diri sendiri dan keluarga,” imbuh Budi.
Meski pada umumnya, lanjut Budi, penyakit jantung itu ada dua bagian. Faktor penyebab yang dapat diubah dan faktor penyebab yang tidak diubah.
Faktor penyebab yang tidak dapat diubah adalah faktor keturunan dan jenis kelamin dan faktor yang dapat diubah berkaitan dengan gaya hidup. Kegemukan, hipertensi (darah tinggi), diabetes melitus (kencing manis), kebiasaan merokok, dan kadar lemak darah yang tinggi bisa memicu terjadinya penyakit jantung koroner.
Bukan hanya orangtua di atas 40 tahun yang diserang, jantung juga mulai membidik usia-usia muda produktif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi tahun 2020, negara-negara berkembang seperti Indonesia, bakal mengalami peningkatan jumlah penderita jantung hingga 137 persen sementara negara maju hanya 48 persen.
Tentu ini angka yang mencengangkan, apalagi tertinggi justru di negara miskin dan berkembang. WHO juga mencatat jumlah kematian yang disebabkan oleh jantung sebanyak 17,2 juta per tahunnya.
“Yang mengkhawatirkan angka itu banyak dialami anak-anak muda yang hidup di perkotaan,” kata Ketua Yayasan Jantung Indonesia, Dr. Dewi Andang Joesoef, ditemui okezone di kantornya.
Sebaliknya, mereka yang hidup di desa berumur panjang. Penyakit yang di derita juga tidak aneh-aneh. Jarang ditemukan penyakit jantung atau stroke, paling-paling penyakit kurap, kudis atau panu. “Selain juga masyarakat desa tingkat stresnya rendah,” jelasnya.
Sementara, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tertinggi ada di Provinsi Aceh 12,6 persen, Sumatera Barat 11,3 persen, Gorontalo 11,0 persen, Sulawesi Tengah 9,4 persen dan Nusa Tenggara Timur 6,8 persen.
Data tersebut menyebutkan, Provinsi Jawa Barat paling rendah menderita penyakit jantung. Mengapa demikian, sederhana saja, masyarakat suku sunda itu, kegemarannya mengonsumsi lalapan sayuran dan buah-buahan.
Pesatnya perkembangan penyakit jantung di dunia ini, kata Dr. Dewi Andang disebabkan banyak faktor, mulai dari gaya hidup (life style), pola makan dan juga lingkungan tempat tinggal.
Pertama, kegiatan fisik, kesibukan artis Ade Namnung sempit waktunya untuk berolahraga. Aktivitas fisik dikategorikan “cukup” apabila kegiatan itu diimbangi olahraga cukup.
Kedua, perokok, orang yang perokok berat justru cenderung mudah sekali terkena penyakit jantung. Ada rumusnya, simple saja yakni, SEHAT (Seimbangkan gizi, Enyahkan rokok, Hadapi dan atasi
stress, Awasi tekanan darah, Teratur berolah raga).
Ketiga, tingkat stres, banyaknya pekerjaan yang membebani oleh seseorang bisa membuat stres, bisa jadi faktor utama. Untuk menghindarinya bentengi diri dengan keimanan yang kuat.
Keempat, pola makan, orang yang “sering” makan-minuman manis, asin, berlemak, jeroan, makanan dibakar, panggang, makanan yang diawetkan, minuman berkafein dan bumbu penyedap dianggap sebagai berperilaku konsumsi makanan berisiko.
Obat Mujarab
Sebenarnya hal paling sederhana untuk meminimalisir jumlah korban meninggal akibat jantung, menurut Dr. Dewi Andang adalah dengan berolahraga rutin.
Sekurangnya sepuluh menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara komulatif 150 menit, jalan sepanjang 3 kilometer setiap harinya.
Yayasan Jantung Indonesia bertekad ikut berperan aktif mengajak masyarakat dalam hal preventif, promotif, kuantitatif dan rehabilitatif.
Tentunya, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan, melakukan kegiatan olah raga jantung sehat melalui Klub Jantung Sehat, melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat luas baik dari berbagai media komunikasi, cetak dan elektronika, dan tak kalah penting adalah memberikan bantuan biaya operasi bagi pasien yang tidak mampu, seta mengadakan latihan rehabilitatif untuk ex-penderita.
Artis Tika Panggabean, mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Vokalis Projek Pop ini banyak belajar dari yang dialami Ade Namnung (meninggal akibat jantung). Belum lagi, sang ayah juga menderita diabetes dan sudah pernah bypass karena jantung.
“Aku memutuskan untuk mengubah pola hidup sehat, mulai dari mengubah pola makan, selama ini kan aku kalo makan asal aja, semua dimakan,” kata Tika kepada okezone.
Keluarga
Selain itu, kata Ahli penyakit jantung, Prof Dr. Budhi Setyanto SpJP dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) besarnya kasus
penyakit jantung juda disebabkan rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung dan pembuluh darah.
“Serangan jantung bisa dipicu oleh kegemukan, kadar kolesterol tinggi, diabetes tinggi dan berat badan tidak ideal.Hal ini terjadi akibat dari kurang diperhatikannya pola hidup sehat,” kata Budhi dikutip dari Koran SINDO.
Budi menyarankan siapapun untuk meninggalkan rokok, pola makan tidak sehat,terlalu banyak asupan lemak, kurang makan berserat tinggi yaitu sayuran dan buah-buahan serta rendahnya kegiatan fisik. Dan yang paling penting, kebiasaan sehat tersebut musti rutin dilakoni di dalam rumah oleh seluruh anggota kelurga.
Melalui keluarga, anggotanya bisa melarang untuk merokok di rumah, menyiapkan bahan makanan yang sehat di rumah seperti buah-buahan dan sayuran dan lebih aktif bergerak.
”Kebiasaan gaya hidup sehat harus dilakukan dari lingkup terkecil yakni rumah dengan memastikan asupan makanan yang sehat bagi diri sendiri dan keluarga,” imbuh Budi.
Meski pada umumnya, lanjut Budi, penyakit jantung itu ada dua bagian. Faktor penyebab yang dapat diubah dan faktor penyebab yang tidak diubah.
Faktor penyebab yang tidak dapat diubah adalah faktor keturunan dan jenis kelamin dan faktor yang dapat diubah berkaitan dengan gaya hidup. Kegemukan, hipertensi (darah tinggi), diabetes melitus (kencing manis), kebiasaan merokok, dan kadar lemak darah yang tinggi bisa memicu terjadinya penyakit jantung koroner.
Produk Woo Tekh yangn disarankan :
- Fish Oil
- Pine Pollen
- Lecithin
- Garlic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar